DESA WISATA PERLANG
DESKRIPSI SINGKAT DESA
WISATA PERLANG
Desa
Perlang terletak di Kecamatan Lubuk Besar, Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung. Banyak sumber yang meyakini bahwa masyarakat Desa Perlang awal
mulanya berasal dari Tua Tunu. Berdasarkan data dari kemendesa.go.id (2020) Desa Perlang mempunyai luas wilayah
1,4431 Ha atau 26,43% dari luas Kecamatan Lubuk Besar. Desa Perlang mempunyai
jumlah penduduk sebanyak 6.198 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki berjumlah
3.207 jiwa dan penduduk perempuan berjumlah 2.991 jiwa. Desa Perlang berbatasan
dengan laut dan sekitar kawasan hutan. Oleh karena itu, Desa Perlang memiliki
sumber daya alam yang kaya dan beragam, mulai dari industri, pertanian,
pertambangan, perikanan tangkap, budidaya perikanan, dan pariwisata (BPS Kecamatan
Lubuk Besar, 2020).
Salah satu sektor yang dikembangkan
oleh masyarakat Desa Perlang adalah pariwisata. Sebagai industri jasa, sektor
pariwisata harus memberikan kontribusi dan peran strategis dalam pembangunan
perekonomian nasional, pengembangan wilayah maupun peningkatan kesejahteraan
masyarakat desa. Sektor pariwisata diharapkan sebagai penyumbang devisa,
penciptaan lapangan kerja. Selain itu, pariwisata juga berperan pada aspek
sosial, budaya, dan lingkungan dalam rangka pelestarian sumber daya alam dan
budaya maupun dalam meningkatkan rasa cinta tanah air serta sebagai perekat
persatuan bangsa. Masyarakat bersama para pemuda Desa Perlang memanfaatkan dan
mengelola sumber daya dan kekayaan alam yang tersedia, yakni Bukit Pading, Danau
Pading, Air Terjun Sadap, Wisata Bahari Gusung Perlang, dan Rumah Adat Melayu.
Bukit Pading merupakan
salah satu wisata pendakian yang dimiliki oleh Desa Perlang. Terdapat tugu
puncak yang dibangun pada tahun 1918 dan diperbaiki pada tahun 1983. Bukit Pading
terletak di sebelah timur Desa Perlang yang mempunyai tinggi 677 mdpl dan panjang meliputi hampir setengah dari desa
itu sendiri. Keindahan dan kelestarian alam yang dimiliki sangat beragam. Salah
satu sejarah peninggalan dari zaman Belanda, yaitu pilar atau dinamakan puncak
tertinggi bukit yang ada di Bangka Belitung. Wisatawan yang ingin mendaki, harus
melalui jalanan yang cukup terjal dan menguras tenaga. Namun, kerja keras para pendaki
akan terbayarkan dengan melihat pemandangan luar biasa nan eksotik dari
ketinggian. Objek
wisata alam itu menawarkan pengalaman memandang Danau Pading karena lokasinya
yang berhadapan langsung. Gumpalan awan putih yang menyelimuti puncak Bukit
Pading menjadi pemandangan tersendiri saat mengunjungi Danau Pading. Bukit Pading
menjadi saksi indahnya Danau Pading. Danau Pading bukanlah danau alami yang
terbentuk dengan sendirinya, melainkan hasil tangan manusia yang terbentuk
setelah proses penambangan timah. Sudah banyak sekali dikenal penjuru Nusantara
bahwa Bangka Belitung terkenal dengan pertambangan timah. Danau Pading
terbentuk dari proses penambangan timah pada beberapa tahun yang lalu. Mulai tanggal
27 Oktober 2020 hingga saat ini, Danau Pading menjadi destinasi wisata
masyarakat setempat maupun luar daerah.
Danau Pading terkenal
dan viral di berbagai media sosial. Banyak pengguna media sosial yang
memposting gambar dengan latar belakang air biru luas kehijauan ini. Terlihat
suasana awan yang cantik berpadu dengan perbukitan di sekitar Bukit Pading.
Pada pagi hari biasanya akan turun embun yang menyejukkan suasana dan banyak
terdapat spot-spot foto yang akan membuat galeri media sosial terlihat keren. Sebelum
sampai di Danau Pading, wisatawan akan melewati jalan bertanah kuning/puru yang
belum teraspal sejauh 150 meter. Aktivitas
yang bisa dilakukan di danau ini, yaitu berlayar perahu dayung dengan harga sewa
Rp 15.000 per orang untuk mengarungi air hijau kebiruan yang luas. Tidak hanya
bermain perahu air, wisatawan juga dapat melewati jembatan pendek yang terbuat
dari bambu. Di tempat ini, wisatawan dapat mengabadikan momen dengan latar
belakang perbukitan, air biru kehijauan, dan gumpalan awan putih dengan langit
biru. Bekas galian tambang timah menciptakan pesona alam begitu eksotis.
Wisatawan juga dapat melepas penat dengan bersantai dan piknik di gazebo.
Tempat ibadah dan toilet umum juga lengkap tersedia secara gratis di Danau
Pading.
Destinasi wisata
lainnya yang masih terhubung dengan Bukit Pading adalah Air Terjun Sadap. Airnya
yang jernih ini berasal dari salah satu danau alami yang ada di puncak Bukit
Pading. Air Terjun Sadap memiliki debit air besar dengan lebar 3 meter, panjang
6 meter, dan tingkat kemiringan jatuhnya air sekitar 45 derajat ke dasar kolam
di bawahnya. Wisata Air Terjun Sadap
memiliki ketinggian kurang lebih 6-8 meter dengan alur bebatuan. Airnya yang
jernih serta suasana alam yang hijau dan gemuruh air membuat wisatawan tergoda
untuk berendam. Batu-batuan besar yang menjulang di sekitar air terjun dapat
dimanfaatkan untuk bersantai. Air terjun ini sudah lama ramai dikunjungi
masyarakat daerah ataupun luar daerah, terutama pada saat akhir pekan.
Selain itu, di Desa
Perlang juga terdapat Wisata Bahari Gusung Perlang. Perlu waktu sekitar 30
menit menggunakan perahu nelayan untuk sampai ke Gusung Perlang. Jika
beruntung, wisatawan dapat melihat kawanan lumba-lumba yang berenang bersama
lajunya perahu nelayan. Gusung Perlang memiliki potensi keindahan bawah laut
yang mampu memanjakan para penyelam untuk menikmati surga bawah laut. Selain
memiliki terumbu karang yang masih alami, tentunya terdapat banyak ikan karang
yang dapat dijumpai dengan mudah oleh penyelam ataupun wisatawan yang hanya
ingin bersnorkeling di permukaan air. Bahkan, wisatawan dapat dengan mudah
menjumpai ikan badut atau ikan nemo yang terkenal di sebuah film animasi. Selain
keindahan bawah laut, wisatawan juga dapat bersantai di atas gusung yang merupakan
daratan kecil di tengah laut dengan pasir putih yang kontras dengan birunya air
laut.
Selain wisata alam,
Desa Perlang juga memiliki wisata budaya berupa Rumah Adat Melayu. Salah
satunya adalah rumah asli warga Melayu Bangka tempo doeloe berupa rumah panggung
berdinding kayu kulit berlantai kayu. Ada dua jenis rumah adat di Desa Perlang,
yaitu Melayu awal dan Melayu Bubung Panjang. Setiap arsitektur memiliki ciri
khas bangunan yang berlainan. Di Desa Perlang juga dapat disaksikan kehidupan
suku asli Melayu Bangka yang hidup bertetangga dengan etnis Tionghoa dan
lainnya. Meskipun demikian, masyarakatnya tetap menjunjung prinsip toleransi
antar sesasama. Masyarakat Desa Perlang pun masih mempertahankan adat istiadat
dan tradisinya. Tradisi yang masih lekat dipertahankan di antaranya adalah
Tradisi Nganggung Dulang pada hari-hari besar Islam seperti Nisfu Sya’ban, Hari
Raya, Maulid Nabi, dan lainnya. Wisatawan yang ingin datang bersilaturahim
dapat datang pada hari-hari tersebut.
Kenakegaragaman dan
kekayakaan beragam wisata tersebut menjadi keunggulan dan keuntungan bagi
masyarakat desa dan pemerintah. Sebagai sektor unggulan desa, tentu dibutuhkkan
inovasi dan perancangan terhadap berbagai produk unggulan pariwisata Desa
Perlang. Salah satunya adalah dengan mengembangkan konsep desa wisata. Stakeholder yang terkait dengan
pengembangan destinasi wisata harus dapat mengenali potensi alam dan melihat
adanya peluang lain yang dapat dimanfaatkan pada destinasi wisata. Data dan
fakta tersebut akan menimbulkan pemahaman yang kuat akan tingkat ketertarikan
wisatawan untuk datang ke destinasi wisata Desa Perlang. Oleh karena itu,
destinasi wisata Desa Perlang perlu dikembangkan secara serius antara lain
melalui penyusunan storytelling, penyusunan
pola perjalanan yang efektif, dan kerja sama dari seluruh pihak.
Komentar
Posting Komentar